Literasi Keuangan Rendah – Kalau membahas literasi keuangan di Indonesia, rasanya, orang dewasa pun, baik yang sudah menikah / belum, banyak yang belum sadar pentingnya literasi keuangan.
Orang dewasa saja belum melek literasi keuangan, apalagi anak-anak dan remaja yang masih bergantung kepada orangtua untuk memenuhi kebutuhannya. Padahal, pemahaman akan literasi keuangan itu penting lho, Whizmates! Bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk jangka panjang nanti.
Yuk, tambah pemahaman literasi keuangan dengan membaca ulasan berikut.
Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Gaji 10 Juta
Literasi Keuangan Rendah? Ini Fakta dan Tantangannya
Faktanya, Indonesia yang memiliki 250 juta penduduk, terhitung jumlah yang massif dan merupakan negara dengan penduduk terbesar ke 4 di dunia. Bahkan, ekonomi negara kita bertumbuh pesat sehingga ditempatkan sebagai kelompok 20 besar ekonomi dunia (G20).
Apabila Indonesia mampu meningkatkan literasi keuangan dan memanfaatkan bonus demografi, maka bukan tidak mungkin, di tahun 2030, Indonesia berpeluang masuk 7 besar ekonomi dunia. Melihat fakta menakjubkan diatas, sayangnya hal ini tidak berbanding lurus dengan akses Pendidikan literasi keuangan, khususnya untuk anak-anak dan remaja di Indonesia.
Maka, tidak heran apabila skor human development index dan inequality adjusted masih stagnan sampai sekarang, yakni ranking diatas 100 sejak tahun 2000.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indonesia punya dua tantangan besar yang harus dituntaskan supaya Pendidikan literasi keuangan bisa merata. Kalau bisa sejak usia anak-anak atau remaja, financial education harus ditanamkan sejak dini. Apa saja tantangannya? Berikut ulasannya, mari disimak;
1. Tantangan Demografi Sasaran Prioritas Edukasi Finansial
Tantangan dan hambatan pertama adalah demografi sasaran target prioritas yang harus diberikan edukasi finansial.
Kenapa harus menentukan target prioritas? Karena ada faktor keragaman bahasa, adat, suku, budaya, dan perbedaan tingkat pendidikan dan perekonomian di Indonesia.
Maka dari itu, OJK telah menentukan 10 sasaran prioritas untuk menargetkan peningkatan literasi keuangan pada pelajar, mahasiswa, petani, karyawan, nelayan, TKI dan calon TKI, hingga disablitas
2. Tantangan Geografis Memberikan Edukasi hingga ke Daerah pelosok Minim Akses Internet
Lalu tantangan yang kedua adalah hambatan geografis dalam mengedukasi 10 sasaran prioritas yang telah kita bahas sebelumnya. Khususnya di daerah pelosok yang masih minim internet merupakan kendala yang seringkali dihadapi pemerintah Indonesia. Selain itu, indeks literasi keuangan di pedesaan dan perkotaan pun timpang.
Aplikasi Keuangan Whiz untuk Edukasi Keuangan di Indonesia
Melihat kondisi masyarakat saat ini, baik itu anak-anak, remaja, dewasa, hingga orangtua, yang selalu terkendala dengan keuangan karena kurangnya Pendidikan finansial. Seperti yang kita ketahui bersama, di sekolah, tidak ada pelajaran khusus tentang Pendidikan finansial. Maka dari itu, aplikasi keuangan Whiz dengan misi yang sama dengan pemerintah.
Whiz ingin meningkatkan indeks literasi keuangan dengan cara menyediakan layanan aplikasi keuangan untuk usia anak dan remaja di Indonesia. Ingin tahu apa saja keunggulan dan manfaat dari mobile apps Whiz? Yuk disimak ulasannya dibawah ini;
1. Whiz Menjadi Sarana Literasi Finansial Si Kecil
Terkadang parents mungkin bingung harus memperkenalkan Si Kecil pada pengaturan finansial sejak dini seperti apa. Nah, aplikasi keuangan Whiz hadir untuk membantu parents, nih.
Aplikasi keuangan Whiz menghadirkan fitur sync akun anak dengan orang tua. Jadi, walaupun anak bisa secara bebas mengatur keuangannya sendiri, orang tua tetap bisa memantau pemasukan dan pengeluaran anak.
Terhubungnya akun orang tua dan anak juga bisa dimanfaatkan orang tua untuk memberikan uang jajan bulanan secara otomatis via aplikasi Whiz. Nantinya, parents bisa meminta anak mencatat pemasukan dan pengeluarannya selama sebulan untuk mengasah skill pengaturan finansial anak. Menarik, ya!
2. Whiz Mengajarkan Si Kecil untuk Mengelola Keuangan dengan Mudah
Sebagai aplikasi keuangan untuk anak dan remaja, platform RP sangat ramah anak sehingga anak pun bisa mulai mengatur finansialnya sendiri. Tampilan aplikasi Whiz pun sangat attractive dan mudah dipelajari, lho.
Selain itu, parents bisa mulai mengajarkan cara mengatur keuangan yang baik dan menyenangkan dengan memanfaatkan berbagai fitur yang tersedia. Misalnya mengajari anak mengumpulkan uang dengan fitur kantong atau mengatur pengeluarannya sendiri dengan fitur pencatatan pengeluaran.
Tak hanya itu, parents juga bisa, lho, mengajarkan anak cara mendapatkan uang dengan fitur chores. Wah, menyenangkan sekali, bukan?
Sekalipun indeks literasi keuangan di Indonesia belum membaik, namun, dengan kehadiran mobile apps Whiz diharapkan bisa memperkenalkan si kecil dengan literasi finansial sejak dini.
Harapannya generasi di masa mendatang bisa jauh lebih baik lagi. Mari mulai buat perubahan finansial dengan cara mulai membiasakan menabung di Aplikasi Keuangan Whiz sembari belajar edukasi finansial.
Komentar