apa itu resesi ekonomi

Apa Itu Resesi Ekonomi: Dampak dan Strategi Menghadapinya

Apa Itu Resesi Ekonomi – Belakangan ini banyak sekali media sosial, berita, maupun diskusi bersama teman yang membahas resesi ekonomi. Sebenarnya, istilah resesi ini sudah sering kali dibicarakan selama masa pandemi COVID-19 melanda berbagai negara di penjuru dunia. Indonesia sendiri dikabarkan akan mengalami resesi ekonomi pada tahun 2023 mendatang, lho.

Melansir dari detik.com, ada beberapa negara yang terancam mengalami resesi ekonomi, yaitu Mongolia, Korea Selatan, China, Jepang, Indonesia, dan negara-negara di Eropa bahkan Amerika Serikat juga akan dilanda resesi.

Sebenarnya, apa pengertian dari resesi ekonomi itu? Lalu, apa penyebab resesi? Simak artikel berikut untuk mengetahui apa itu resesi, dampak, serta bagaimana strategi menghadapi resesi ekonomi.

Baca Juga: Apa Itu Masalah Finansial? Simak Selengkapnya!


Pengertian Resesi Ekonomi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resesi adalah kelesuan atau menurunnya aktivitas dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti) pada suatu negara.

Sedangkan mengutip dari OJK.go.id, resesi ekonomi diartikan sebagai suatu kondisi saat perekonomian suatu negara sedang memburuk terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Sehingga dapat kita simpulkan, resesi ekonomi adalah kondisi saat perekonomian suatu negara sedang memburuk dan memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya pengangguran, hingga kebangkrutan ekonomi.

Saat ini pun mungkin beberapa di antara kita sudah mengalami penurunan pendapatan semenjak COVID-19 melanda. Adanya pembatasan aktivitas sosial masyarakat (social distancing) banyak dari kita akhirnya mengalami imbas pemutusan hubungan kerja (PHK). Lantas, apa saja yang menjadi dampak dari resesi ekonomi yang akan terjadi selain yang sudah disebutkan tadi?

Dampak Resesi Ekonomi

Dampak dari resesi sendiri tentunya akan dirasakan dari semua kalangan, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga pekerja. Berikut penjelasan dampak resesi ekonomi yang bisa kamu simak.

Pemerintah merupakan badan tertinggi dalam negara yang bertanggung jawab terhadap kemakmuran rakyat dan negara. Oleh karena itu, jika resesi terjadi, pemerintah berperan dan bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat. Namun, tentunya segala tindakan yang dilakukan pemerintah memiliki resiko yang perlu ditanggung.

1. Dampak Resesi Bagi Pekerja

Dampak nyata yang dapat dirasakan dari resesi ekonomi adalah pemutusan hubungan kerja (PHK). Para pekerja akan terancam kehilangan pendapatan utama atau kehilangan sebagian pendapatannya, karena ada PHK dan pemotongan gaji. Jika mereka mengalami PHK atau pengurangan pendapatan, maka akan kesulitan pula untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Dampak ini tentu tidak hanya pada kehidupan pribadi, namun berefek pada kestabilan ekonomi suatu negara.

2. Dampak Resesi Pada Perusahaan

Dampak resesi pada perusahaan yang mungkin terjadi adalah kebangkrutan. Hal ini tentunya dipicu dari berbagai faktor, seperti ekonomi yang negatif, berkurangnya sumber daya riil, jatuhnya harga aset, meningkatnya utang, dan lainnya. Perusahaan akan mengalami penurunan pendapatan yang drastis, sehingga bisnis terancam bangkrut.

Saat adanya penurunan pendapatan pekerja, tentunya akan menjadi efek domino terhadap kehidupan ekonomi perusahaan. Pekerja yang terkena PHK tentu akan kehilangan atau berkurang pendapatannya dan membuat daya beli masyarakat menurun.

Ketika daya beli masyarakat menurun, maka pemasukan perusahaan pun akan mengalami penurunan drastis. Kondisi inilah yang mengancam keberlangsungan perusahaan, karena arus kas tidak lancar.

Masyarakat juga tentunya akan lebih berhati-hati dalam menggunakan uangnya selama masa resesi berlangsung. Sehingga permintaan barang dan jasa perusahaan otomatis mengalami penurunan. Perusahaan akan mengambil strategi perang pasar, di mana perusahaan akan melakukan pemotongan harga besar-besaran untuk menarik minat para pembeli, hal inilah yang menjadi dampak besar bagi perusahaan karena hilangnya profibilitas.

3. Dampak Resesi Ekonomi Pada Pemerintah

Contohnya, salah satu dampak resesi yang cukup banyak kita rasakan adalah pemutusan hubungan kerja (PHK). Akibatnya, kegiatan ekonomi pun menjadi lesu sehingga mempengaruhi tingkat pendapatan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang juga menurun. Padahal, pemerintah tetap dituntut untuk melakukan pembangunan demi kesejahteraan rakyat.

Pemerintah memerlukan dana untuk memberikan subsidi masyarakat, tunjangan, bantuan sosial, dan lain sebagainya. Sementara pendapatan dari pajak menurun, pembayaran kesejahteraan naik. Hal ini mengakibatkan negara mengalami defisit anggaran dan menumpuknya utang negara.

Strategi Dalam Menghadapi Resesi Ekonomi

1. Membuat Rencana Keuangan

Masih ingat dengan rumus perencanaan keuangan 50/30/20? Ya, kamu harus mengalokasikan dana ke dalam tiga pos utama. Alokasikan sebesar 50% dari penghasilan perbulan untuk pengeluaran rutin, seperti cicilan rumah, cicilan mobil, asuransi, dan lain sebaginya.

Kemudian 30% alokasian untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan kebutuhan belanja bulanan lainnya. Sementara 20% lainnya dialokasikan untuk dana darurat atau tabungan pribadi. Sehingga sewaktu-waktu kamu membutuhkan dana darurat, kamu sudah mempersiapkan semuanya.

Rumus perencanaan keuangan ini memang terlihat mudah, namun dalam prakteknya masih banyak orang yang tidak dapat konsisten dan akhirnya tidak dapat mengelola keuangan dengan baik. Adapun cara yang dapat membantu kamu dalam mengelola keuangan secara baik, yaitu menggunakan aplikasi keuangan salah satunya adalah Whiz. Whiz merupakan aplikasi keuangan yang dibuat khusus untuk keluarga dalam mengelola keuangan yang lebih baik.

2. Menekan Pengeluaran yang Tidak Dibutuhkan

Kadang masih banyak sekali pengeluaran yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Saat ini kamu harus mulai menekan pengeluaran yang tidak dibutuhkan, ya. Mulailah untuk membedakan mana yang memang menjadi kebutuhan dan mana yang hanya sebatas keinginan semata saja. Kamu wajib membuat skala prioritas kebutuhan untuk mempermudah dalam alokasi keuangan dan pengelolaan uang yang lebih baik.

3. Hidup Hemat

Hiduplah dengan sewajarnya dan tidak perlu terlalu khawatir. Lakukan konsumsi yang prioritas dan mulai mengurangi hal-hal yang tidak dibutuhkan. Konsumsi masyarakat memang sangat berpengaruh pada ekonomi suatu negara, namun jangan lupa untuk tetap membuat perencanaan keuangan dan menyisihkan uang. Kurangi pembelian barang-barang yang hanya untuk kesenangan semata. Gunakan fasilitas asuransi kesehatan jika kamu ingin berobat, bawalah bekal makanan, dan mulai kurangi pembelian kopi dengan membuat kopi sendiri dari rumah.

4. Mencari Pekerjaan Sampingan

Mencari pekerjaan sampingan menjadi salah satu strategi ampuh untuk mengatasi resesi ekonomi. Terus gunakan peluang yang dapat kamu maksimalkan, ya. Dengan mencari pekerjaan sampingan, pendapatanmu akan bertambah sehingga kebutuhan hidup juga akan terpenuhi dengan baik.

Baca Juga: Cara Membuat Rencana Keuangan Pribadi, Pemula Wajib Tahu!


Resesi ekonomi memang menjadi hal yang sangat ditakuti seluruh negara, termasuk Indonesia. Tapi kamu tidak perlu khawatir berlebih, ya. Karena masih banyak strategi yang dapat kamu lakukan dalam mengatasi kondisi tersebut, salah satunya pengelolaan keuangan yang cerdas.

Meskipun dihadapkan dengan tantangan resesi ekonomi, tetaplah tenang dan fokus pada strategi pengelolaan keuangan yang cerdas. Whiz Smart Saver hadir sebagai solusi tabungan dengan tingkat bunga tinggi 6.75% per tahun, memberikan perlindungan dan pertumbuhan pada keuanganmu di tengah ketidakpastian ekonomi.

Dengan Smart Saver, kamu bisa lebih percaya diri menghadapi masa-masa sulit dan tetap menjaga stabilitas keuangan pribadimu.

KELOLA KEUANGANMU DENGAN APLIKASI WHIZ DAN COBAIN WHIZ SMART SAVER!