apa itu risiko finansial

Apa Itu Risiko Finansial? Cegah, Yuk!

Apa Itu Risiko Finansial – Whizmates, tindakan apapun yang kita ambil dalam hidup tentunya memiliki risiko, bukan? Sebab, risiko merupakan suatu keadaan ketidakpastian yang pasti. Hanya saja bentuk ketidakpastiannya berbeda. Begitu pula ketika kita merencanakan keuangan, tentu akan ada risiko yang perlu kita antisipasi dan kelola.

Banyak hal tak terduga terjadi dalam hidup yang dapat merugikan secara finansial. Untuk itu, kita harus siap dan bertanggung jawab atas kejadian dan keputusan finansial yang diambil.

Salah satu bentuk kejadian yang dapat mendatangkan kerugian finansial, misalnya bencana alam. Tidak ada satupun manusia yang dapat menghindari bencana alam, sebab kita tidak pernah tahu kapan bencana alam dapat menimpa. Bencana alam inilah yang akhirnya dapat merugikan secara finansial.

Maka dari itu, kita perlu tahu jenis risiko dan cara menghindari risiko finansial agar kamu dapat merencanakan keuangan secara matang. Sehingga hidupmu akan jauh lebih tenang. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Baca Juga: Yuk, Catat Cara Membuat Catatan Keuangan Anak Kos


Jenis-Jenis Risiko Finansial

Melansir dari laman OJK, risiko finansial merupakan risiko yang dampak kerugiannya dapat dinilai atau diukur dengan uang. Kerugian yang diakibatkan juga beragam, lho. Ada yang kehilangan aset, mengalami kerugian besar, dan lainnya.

Terdapat banyak jenis risiko finansial yang terjadi dalam hidup, untuk itu selanjutnya mari kita kupas satu per satu jenis risiko yang dapat merugikan finansial sebagai berikut.

1. Risiko Finansial Secara Umum

Setidaknya terdapat dua risiko finansial secara umum yang dilansir dari laman gramedia, yaitu risiko finansial sistematis dan risiko finansial non-sistematis.

Risiko finansial sistematis mengacu pada risiko yang tidak dapat diprediksi dan dihindari. Misalnya, terjadi inflasi, pandemi, peningkatan suku bunga, kenaikan volatilitas pasar.

Sementara risiko finansial non-sistematis merupakan risiko yang ada pada seseorang, organisasi, atau perusahaan akibat kejadian dan keputusan tertentu. Misalnya, kerugian,  sakit, ataupun meninggal dunia.

2. Risiko Finansial Secara Pribadi

Dalam konteks pribadi, risiko finansial kembali dibagi menjadi empat jenis risiko yang mungkin akan kita hadapi, yaitu risiko pendapatan, risiko pengeluaran, aset investasi, dan kredit utang.

Risiko pendapatan merupakan risiko yang mempengaruhi seseorang untuk memperoleh penghasilan. Contohnya, pengangguran, terjadi PHK dalam perusahaan, dan cacat fisik yang membuat seseorang tidak dapat lagi bekerja.

Risiko pengeluaran, yaitu risiko yang timbul akibat pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Hal ini disebabkan manakala kita dihadapkan musibah darurat yang harus mengeluarkan banyak uang, sementara penghasilan yang ada tidak cukup untuk menutupi kebutuhan. Contoh dari risiko ini, yaitu kecelakan, renovasi rumah akibat bencana alam, kendaraan rusak, dan lainnya.

Risiko aset atau investasi timbul ketika instrumen aset atau investasi yang dimiliki mengalami beberapa kendala. Misalnya, mengalami kerusakan atau pencurian aset, kehilangan investasi, tidak memiliki tabungan cukup untuk melanjutkan investasi, nilai aset mengalami depresiasi.

Sementara risiko kredit atau utang muncul akibat ketidakmampuan seseorang dalam membayar utang. Misalnya, bunga yang terlalu tinggi, atau jumlah utang yang melebihi penghasilan.

3. Risiko Finansial Berdasarkan Jangka Waktu

Melansir dari laman BFI, setidaknya terdapat dua jenis risiko finansial berdasarkan jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang.

Risiko finansial jangka pendek berarti risiko yang muncul di waktu yang tak terduga dan relatif singkat. Misalnya, anggota keluarga sakit dan harus ke dokter, maka akan ada sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk berobat.

Sedangkan risiko finansial jangka panjang, yaitu risiko finansial yang muncul dalam waktu lama dan mengakibatkan dampak serius dalam keuangan. Misalnya, tulang punggung keluarga meninggal dunia. Sehingga, penghasilan utama akan terhenti dan finansial keluarga mengalami kesulitan.

4. Risiko Finansial Berdasarkan Dampaknya

Terdapat tiga jenis risiko finansial berdasarkan dampaknya menurut OJK, yaitu risiko murni dan spekulatif, risiko khusus dan fundamental, serta risiko statis dan dinamis.

Risiko murni merupakan risiko yang akan menimbulkan kerugian secara murni, misalnya kendaraan yang tiba-tiba mogok atau rusak sehingga tidak dapat dipakai untuk bekerja. Sedangkan risiko spekulatif muncul karena perolehan keuntungan yang sedikit sehingga berpotensi mengalami kerugian. Misalnya, ikut berinvestasi hanya karena mengikuti trend.

Risiko selanjutnya, yaitu risiko khusus terjadi hanya bersifat pribadi dan dampaknya dirasakan lokal saja, seperti kebakaran pada rumah di suatu perumahan. Sementara risiko fundamental terjadi secara luas, misalnya bencana alam yang melanda suatu wilayah.

Terakhir, risiko statis merupakan risiko yang dipengaruhi keadaan ekonomi, misalnya kehilangan harta benda karena pencurian atau kebakaran rumah. Sebaliknya, risiko dinamis adalah kerugian yang dialami akibat perubahan ekonomi nasional yang membawa dampak pada finansial seseorang. Misalnya, nilai mata uang menurun, inflasi, dan fluktuasi nilai saham.

Cara Mengelola Finansial yang Baik

Setelah mengetahui berbagai macam jenis risiko finansial yang dapat terjadi ketika kita merencanakan keuangan, tentu kamu harus tahu juga bagaimana cara mengelola finansial yang baik, lho, Whizmates!

Agar kamu siap menghadapi risiko finansial yang mungkin saja terjadi, kamu dapat melakukan beberapa hal, yaitu mencari pekerjaan sampingan, membuat rencana finansial secara matang, membuat asuransi, mempelajari investasi atau aset yang dimiliki, menetapkan tujuan finansial, menghindari melakukan kredit atau utang yang melebihi penghasilan, melakukan budgeting dan kelola keuangan secara baik.

Mungkin kamu merasa mengelola keuangan finansial nggak mudah, tapi bukan berarti nggak mungkin, Whizmates. Saat ini kamu bisa, lho, menggunakan aplikasi keuangan Whiz untuk mempermudah budgeting dan manajemen keuangan yang lebih baik.

Dengan aplikasi keuangan Whiz, kamu bisa atur uang jajan, persiapan dana darurat, dan belajar literasi keuangan, deh!

Selain itu, Sebagai solusi yang cerdas, Whiz Smart Saver hadir untuk membantu dalam meraih tujuan keuanganmu, lho. Dengan bunga sebesar 6.75%, Smart Saver memberikan potensi pertumbuhan optimal. Dalam mengelola aset dan investasi, Whiz Smart Saver dapat menjadi bagian dari strategi untuk keuangan yang cerdas.

Baca Juga: Contoh Anggaran Pribadi dan Cara Membuatnya. Simak, yuk!


Gimana, Whizmates? Setelah baca artikel di atas, kamu jadi lebih tahu bukan apa saja jenis-jenis risiko finansial dan bagaimana cara mengelola finansial yang baik? Yuk, download aplikasi keuangan Whiz untuk rasakan kemudahan finansialmu!

AYO DOWNLOAD APLIKASI WHIZ DAN COBAIN SMART SAVER SEKARANG!