Cara Menasehati Anak Remaja dengan Baik

Cara Menasehati Anak Remaja – Masa remaja adalah masa-masa pada saat seseorang sedang mengalami gejolak emosi dan perilaku yang sering kali tidak menyenangkan, khususnya bagi orang tua. Terkadang, memang kita akan kebingungan bagaimana cara menasehati anak remaja dengan baik tanpa mendorong mereka menjadi jauh dari orang tua.

Menurut studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Child Development, 40 persen anak akan mengalami masalah perilaku, seperti emosi yang tidak terkontrol, murung, dan agresif, pada masa awal remaja (mulai usia 12 tahun). Oleh karena itu, orang tua membutuhkan kesabaran ekstra dalam menasihati anak remaja mereka. Berikut ini adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh orang tua untuk menasihati anaknya yang sudah beranjak remaja.

Baca juga: Merespon Rasa Ingin Tahu Anak: Bagaimana Caranya?


Cara Menasehati Anak Remaja

Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan sebagai orang tua untuk menasehati anak remaja Anda tanpa menciptakan konflik yang berkelanjutan. Cara-cara ini juga dapat dilakukan sebagai langkah-langkah yang bisa Anda ambil dalam menasehati mereka. Simak cara-caranya berikut ini.

1. Ketahui Penyebabnya

Ketika menemui suatu masalah, baik yang disebabkan oleh anak remaja atau masalah yang ia alami, jangan langsung dimarahi, coba dengarkan penjelasan dan alasan dari mereka terlebih dahulu.

Penjelasan mereka dapat menunjukkan maksud dari kelakuan atau perasaan yang sedang mereka alami. Sering kali, maksud dari mereka melakukan sebuah kesalahan adalah ingin membantu atau berbuat baik, akan tetapi mungkin caranya kurang tepat.

2.  Jadilah Pendengar yang Baik

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terkadang seorang anak melakukan kesalahan dengan niatan baik dan ingin membantu. Maka dari itu, jadilah pendengar yang baik untuk mereka.

Lebih baik Anda dengarkan dulu, memahami maksudnya, dan berikan pengarahan yang tepat secara baik dan perlahan agar mereka tidak merasa tertekan dan menjadi enggan membantu atau berbuat baik di masa depan.

3. Jangan Berbicara Panjang Lebar

Setelah memahami permasalahannya dan mendengarkan mereka dengan baik, tentu Anda ingin mengajarkan mereka cara yang lebih tepat atau perasaan Anda mengenai perilaku yang mereka perbuat. Ada baiknya Anda tidak menjelaskan atau berbicara panjang lebar kepada mereka mengenai hal ini. Sebaiknya berikan penjelasan yang tegas, singkat, dan jelas saja. Ada baiknya juga dipraktikan secara langsung agar mereka lebih mudah paham mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan.

Jika Anda berbicara terlalu panjang, merek cenderung tidak mau mendengarkan dan malah menangkap “ceramah” yang Anda berikan sebagai suatu hal yang terlalu sulit untuk diingat. Dengan singkat, jelas, dan tegas, Anda dapat menanamkan pengertian tersbeut lebih mudah kepada mereka.

Baca juga: 5 Kewajiban Orang Tua terhadap Anak, Sudah Tahu?

4. Tegas, Bukan Keras

Mendidik secara Tegas dan mendidik secara Keras adalah dua hal yang berbeda. Mendidik secara keras tidak akan memberi Anda jalan untuk memahami kehendak anak. Sebaliknya, sikap keras hanya akan memperbesar jarak di antara Anda dan mereka. Sementara itu, sikap tegas bisa membuat anak segan, tanpa mengurangi kehangatan dan kehormatan yang dia rasakan ketika bersama dan terhadap orang tua.

Sikap tegas bisa Anda tunjukkan dengan memberinya dukungan dan perhatian pada hal-hal positif yang dilakukannya. Namun, jika anak berperilaku negatif dan melanggar kepercayaan Anda, pastikan bahwa dia tahu bahwa setiap kelakuannya yang negatif, pasti akan ada konsekuensinya.

5. Jadilah Seseorang yang Bisa Dia Andalkan

Melewati masa remaja bukan hal yang mudah, dan sudah pasti Anda pernah melaluinya. Pengalaman tidak menyenangkan, seperti perundungan atau bullying, masalah penampilan, tidak percaya diri, nilai akademik yang kurang bagus, kerap membuat seorang remaja menutup diri, kepada orang lain, tidak terkecuali kepada orang tua mereka.

Oleh karena itu, jadilah orang yang bisa dia andalkan dan percaya. Anak remaja cenderung mendengarkan orang yang dia percaya atau yang mampu memberinya rasa nyaman. Jadi, jika Anda ingin mereka mendengarkan nasihat Anda, jadilah orang yang selalu ada dan siap membantunya dengan sabar dan terbuka.

Baca juga: Bolehkah Orang Tua Mengetahui Privasi Anak? Ini Jawabannya!

6. Kenali Anak Anda Lebih Dalam

Untuk mempermudah dalam memahami seorang anak remaja. Walaupun mungkin Anda dan mereka tidak memiliki hobi yang sama, orang tua perlu mengenal dunia yang mereka sukai. Misalnya, jika dia menyukai hobi teater, coba sekali-kali mengajak dia ke sebuah pertunjukkan teater yang digelar di kota Anda.

Tunjukkan bahwa Anda juga memperhatikan apa yang digemarinya dan tentunya memberi dukungan kepada hal yang mereka sukai, selama itu hal yang positif.

7. Jauhi Sikap Agresif

Ketika menasihati seorang anak remaja, jauhi sebisa mungkin sikap-sikap agresif. Selain dapat ditiru oleh anak, sikap itu tidak akan membuat Anda didengar olehnya. Sebaliknya, sikap itu hanya akan membuat anak semakin menjauh dari Anda dan kehilangan rasa hormat.

Setiap kali mengajak anak untuk bicara, tunjukkan sikap yang tenang dan sabar. Namun, apabila saat itu emosi Anda sulit dikendalikan, tunda dahulu pembicaraan tersebut. Lanjutkan kembali ketika Anda sudah benar-benar merasa tenang. Lebik baik menunda memberika nasihat dibandingkan Anda marah-marah kepada mereka.


Baca juga: Akibat Terlalu Sering Menuruti Permintaan Anak dan Cara Mencegahnya!

Itu dia beberapa cara menasihati anak remaja yang dapat membantu Anda menjaga hubungan baik dengan mereka selagi mengajarkan mereka bagaimana caranya menjadi orang dewasa yang baik, cerdas, dan bijaksana.

Salah satu hal yang perlu diajarkan kepada Anak adalah pendidikan keuangan. Literasi keuangan adalah aspek yang sangat penting untuk diajarkan kepada mereka sejak dini agar mereka kelak annti menajadi bijaksana dalam mengatur keuangan masing-masing. Whiz memiliki beberapa fitur menarik dan mudah untuk dipelajari yang dapat membantu Anda mengajarkan literasi keuangan kepada anak.

AYO MULAI BERGABUNG DENGAN WHIZ