Pondasi Rumah Tangga – Bangunan kokoh yang sering kita lihat adalah bangunan yang memiliki pondasi kuat di dalamnya. Dengan demikian, kata tersebut sering digunakan untuk mengungkapkan istilah-istilah, khususnya dalam ranah keluarga atau rumah tangga.
Apakah kamu sering mendengar istilah pondasi rumah tangga? Apakah kamu mengerti maksud dari istilah tersebut? Jangan khawatir jika belum mengetahuinya karena Whiz akan menjelaskannya secara lebih lanjut. Yuk, simak dengan saksama.
Baca juga: 10 Peran Keluarga Dalam Proses Sosialisasi, Yuk, Simak!
Apa Itu Pondasi Rumah Tangga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pondasi berarti dasar bangunan yang kuat. Pada umumnya, pondasi berada di bawah permukaan tanah tempat bangunan itu didirikan.
Nah, jika dihubungkan dengan rumah tangga, istilah ini berarti mengacu pada dasar-dasar terbentuknya rumah tangga agar kuat dan terjalin dengan harmonis. Untuk itu, agar terhindar dari masalah yang datang, orang tua harus memiliki pondasi rumah tangga yang kuat, ya.
Orang tua bisa memulainya dari meluangkan waktu bersama (quality time) hingga memberi kesempatan untuk meluangkan waktu sendiri (me time).
Di samping itu, orang tua juga bisa saling terbuka dan komunikasi, menyepakati rencana keuangan, melakukan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah, saling berkomitmen, saling menerima kekurangan, dan memperlakukan keluarga pasangan dengan baik.
Uraian tersebut akan Whizmin jelaskan lagi secara lebih dalam, nih. Simak terus, ya.
Cara Membangun Pondasi Rumah Tangga yang Baik
1. Quality Time dan Me Time
Rumah tangga bahagia tercipta karena faktor romantisme yang terjalin antarpasangan. Kamu harus membuat jadwal-jadwal untuk bisa melakukannya, lho. Misalnya, ketika akhir pekan selalu makan di luar atau dengan berbagai cara lainnya.
Tidak hanya untuk refreshing semata, nyatanya quality time bisa meningkatkan komitmen dan rasa sayang antarpasangan, lho.
Selain itu, kamu dan pasangan juga memiliki hak untuk meluangkan waktu sendiri, ya. Contohnya dengan melakukan kegiatan yang kamu sukai, meluangkan waktu dengan teman, dan melakukan beberapa kegiatan lainnya yang tidak harus melibatkan pasangan.
Hal ini ternyata akan memberikan manfaat. Kamu dan pasangan akan lebih menghargai waktu.
2. Saling Terbuka dan Komunikasi
Rumah tangga yang harmonis juga didorong oleh komunikasi yang baik, lho. Tidak hanya sekadar bercerita dan menyampaikan pendapatmu saja, ternyata komunikasi yang baik juga tercipta ketika kamu bisa menjadi pendengar yang baik untuk pasangan.
Saling terbuka juga dengan cerita-cerita yang kurang penting. Itu akan membuatmu lebih nyaman jika harus membicarakan topik-topik yang dirasa penting dan besar.
Nah, dengan komunikasi yang berjalan baik, kamu dan pasangan akan semakin terkoneksi dengan kuat.
3. Menyepakati Rencana Keuangan
Dalam rumah tangga, hal yang paling krusial adalah persoalan keuangan. Nah, untuk itu, orang tua harus mendiskusikan siapa yang layak untuk mengatur keuangan rumah tangga. Kamu juga bisa menyepakati target pengeluaran yang sekiranya akan dikeluarkan selama satu bulan.
Whizmin sarankan juga kamu dan pasangan memiliki tempat menyimpan uang terpisah antara pengeluaran dengan keperluan menabung. Rencana keuangan ini pun sebaiknya dibicarakan sebelum menikah. Tujuannya agar ketika sudah membangun rumah tangga kamu sudah paham dan terhindar dari masalah keuangan.
4. Kesepakatan Menyelesaikan Masalah
Ini juga hal yang harus kamu ingat, ya, bahwa berpacaran dan membangun rumah tangga adalah hal yang sangat berbeda. Seberapa lama kamu menjalin hubungan, setelah menikah pasti akan ada hal baru yang datang. Hal-hal tersebut bisa saja menimbulkan masalah antara kamu dan pasangan.
Dengan begitu, kamu dan pasangan harus membicarakan kesepakatan ketika menghadapi masalah. Apakah ketika ada masalah datang kamu ingin langsung membicarakannya atau membutuhkan waktu dulu untuk berpikirnya. Itu bisa kamu sesuaikan, ya, antara kamu dan pasangan.
5. Saling Berkomitmen
Usia rumah tangga tidak hanya setahun atau dua tahun saja, tetapi seumur hidup. Jadi, kamu dan pasangan harus membuat komtimen jangka panjang. Kunci utamanya adalah selalu melibatkan pasangan dan memikirkan keluarga ketika mengambil keputusan.
Kamu dan pasangan juga bisa sama-sama memegang suatu janji untuk selalu ditepati, ya.
6. Saling Menerima Kekurangan
Kunci agar kamu bisa menerima kekurangan pasangan adalah dengan memiliki prinsip. Tanamkan prinsip di mana kamu bukanlah orang yang sempurna. Jadi, kamu juga harus bisa untuk menerima ketidaksempurnaan pasangan.
Yakinkan dirimu juga bahwa dengan kekurangan yang kamu punya, bisa dilengkapi dengan pasangan, begitu pun sebaliknya. Jangan saling menyalahkan karena terkadang kekurangan memang sudah mutlak tertanam di diri masing-masing individu.
Jadi, saling mengerti dan menerima satu sama lain, ya.
7. Memperlakukan Keluarga Pasangan dengan Baik
Seiring waktu berjalan dan bertambahnya usia orang tua, kesehatannya pun semakin menurun. Saat kondisi seperti ini, tentu orang tua membutuhkan bantuan anaknya.
Nah, dari sini kamu juga bisa menyepakatinya dengan pasangan, ya. Apakah akan tinggal di rumah orang tua atau membawa orang tua untuk tinggal bersama. Jangan sampai di antara kamu dan pasangan merasa keberatan, ya.
Kalau pun waktu yang memaksamu untuk menerima mertua tinggal bersama, perlakukanlah dia dengan santun dan baik. Rawatlah dia seperti orang tua kandungmu merawatmu, ya.
Baca juga: 7 Contoh Hidup Rukun Di Rumah. Simak, Yuk!
Cukup sekian, ya, pemaparan kali ini. Semoga bisa kamu terapkan sehingga menjadi keluarga yang harmonis. Jangan lupa juga untuk menggunakan aplikasi keuangan Whiz untuk mengatur finansial kelurga yang lebih baik.
AYO DOWNLOAD APLIKASI WHIZ DAN RASAKAN LANGSUNG KEMUDAHAN FINANSIALMU
Komentar