Rumus Menghitung ROI – Dalam dunia investasi, kita akan sering menjumpai istilah ROI dan IRR. Kedua istilah tersebut penting untuk dipahami sebagai landasan pengetahuan saat berinvestasi. Pada kesempatan kali ini, Whizmin akan menjelaskan lebih detail mengenai istilah ROI.
Sebenarnya, apa arti dari istilah ROI? Menurut Kementerian Keuangan RI, Return on Investment (ROI) atau yang sering disebut The Rate of Return (ROR) merupakan persentase peningkatan maupun penurunan investasi dalam periode tertentu.
Berbeda dengan IRR yang mengidentifikasi tingkat pertumbuhan tahunan, ROI berfungsi untuk menunjukkan pertumbuhan total investasi dari awal hingga akhir. Meskipun begitu, dalam penerapannya, ROI memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Penasaran apa saja? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga: Perbedaan UMP Dan UMR, Simak, Yuk!
Kelebihan dan Kelemahan ROI
Dalam pengaplikasiannya, ROI memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri. Salah satu kelebihan ROI adalah perhitungannya cenderung sederhana sehingga mudah dipahami. Jadi, perhitungan ROI tersebut dapat dipelajari dengan mudah oleh masyarakat secara umum.
Nah, karena perhitungannya yang mudah, banyak masyarakat yang terbantu untuk memeriksa prospek investasi, pengukuran manfaat investasi di instansi tertentu, potensi pengembalian berbagai peluang investasi, hingga membantu untuk mengetahui persaingan pasar.
Sayangnya, ROI juga memiliki kelemahan. Salah satunya seperti sulit membandingkan ROI antar instansi karena metodenya yang berbeda-beda. Selain itu, ROI juga mengabaikan faktor waktu dalam perhitungannya. Padahal, waktu akan memengaruhi keuntungan investasi.
Jadi, walaupun perhitungan ROI mudah, kamu harus melakukan analisis lanjutan supaya perhitunganmu makin akurat dengan menyertakan faktor-faktor lainnya.
Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan ROI, mari kita pelajari rumus menghitung ROI berikut ini.
Baca Juga: Apa Itu Resesi Ekonomi: Dampak Dan Strategi Menghadapinya
Rumus Menghitung ROI
Sesuai dengan definisinya, ROI merupakan persentasi peningkatan maupun penurunan investasi pada periode tertentu. Berikut merupakan rumus menghitung ROI.
Lalu, bagaimana cara menerapkan rumus tersebut? Caranya, kamu bisa mengurangi antara jumlah penjualan dan investasi kemudian dibagi dengan nilai investasi itu sendiri. Kemudian, hasilnya dikalikan dengan 100.
Dengan rumus tersebut, kita bisa melakukan analisis melalui hasilnya. Bila hasilnya positif, artinya terdapat pengembalian dari investasi yang telah dilakukan. Sebaliknya, jika hasilnya negatif, berarti investasi tersebut tidak mendapatkan profit.
Misalnya, investasi awal dilakukan sebesar Rp50 miliar dan kini bernilai Rp60 miliar. Artinya, ROI untuk investasi tersebut adalah sebesar 20%, dengan perhitungan [((60-50) / 50)*100]. Nah, hasil ROI yang positif dapat menandakan bahwa kamu mendapatkan margin profit dari investasi tersebut.
Hasil perhitungan ROI tersebut dapat digunakan untuk hampir semua investasi yang telah dilakukan. Hasilnya pun akan bervariasi tergantung pada angka yang dimasukkan sebagai pendapatan dan biaya. Namun, untuk jangka panjang investasi, perhitungannya akan makin rumit. Sebab, sulit untuk memproyeksikan pendaptan, biayan dan faktor lainnya secara akurat.
Hal tersebut berhubungan dengan kelemahan perhitungan ROI yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu masih terbatas untuk perhitungan investasi jangka panjang.
Contoh Studi Kasus Perhitungan ROI
Selain contoh perhitungan ROI di atas, berikut merupakan contoh studi kasus lainnya.
Bapak X melakukan investasi senilai Rp20.000.000 di perusahaan ABC di tahun 2012. Lalu, menjual investasi tersebut pada tahun 2015 senilai Rp25.000.000. Dengan demikian, nilai ROI investasinya yaitu 25%. Sementara itu, pada tahun 2013, Bapak Y juga melakukan investasi dengan nilai yang sama dengan Bapak X. Kemudian, investasi tersebut pun dijual senilai Rp25.000.000 pada tahun 2018. Jadi, nilai ROI investasi keduanya sama, yaitu 25%.
Pada kasus sederhana di atas, nilai ROI keduanya memang sama. Namun, apabila dianalisis lebih lanjut, sebetulnya keuntungan antara Bapak X dan Bapak Y berbeda. Mengapa? Karena ada faktor inflasi di tahun yang berbeda. Jadi, evaluasi investasi tidak serta-merta disimpulkan dari perhitungan ROI. Akan tetapi, perhitungannya harus dianalisis lebih lanjut dengan melibatkan faktor-faktor lainnya yang dapat memberikan dampak.
Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Anggaran?
Itulah pengertian, kelebihan dan kekurangan, serta rumus menghitung ROI. Bagaimana? Cara penghitungan ROI mudah, bukan? Sayangnya, perhitungan ROI masih memiliki keterbatasan jika digunakan untuk investasi jangka panjang.
Selain ROI, masih banyak istilah-istilah lain dalam dunia investasi. Untuk lebih lengkap, kamu bisa mempelajarinya melalui Pijar Belajar. Semoga bermanfaat!
AYO DOWNLOAD APLIKASI WHIZ DAN RASAKAN LANGSUNG KEMUDAHAN FINANSIALMU
Komentar