Hal yang Harus Dihindari Saat Mengajarkan Literasi Finansial

5 Hal yang Harus Dihindari Saat Mengajarkan Literasi Finansial!

Hal yang Harus Dihindari Saat Mengajarkan Literasi Finansial Literasi finansial adalah pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk dapat mengaplikasikan keputusan yang tepat terkait keuangan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan bersama sehingga bisa memberikan kontribusi untuk masyarakat.

Pengetahuan mengenai finansial sebaiknya diajarkan kepada anak sejak mereka masih di bangku sekolah. Tujuannya agar mereka terbiasa dengan pola keuangan yang sehat dan tumbuh besar dengan perilaku keuangan yang baik.

Akan tetapi, orang tua harus berhati-hati ketika mengajarkan masalah keuangan pada anak. Ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari agar anak bisa belajar dengan optimal. Berikut ini 5 hal yang harus dihindari saat mengajarkan literasi finansial, yuk kita lihat bersama!

Baca Juga: Tips Menghindari Overthinking Masalah Keuangan


5 Hal yang Harus Dihindari Saat Mengajarkan Literasi Finansial

Berikut ini 5 hal yang harus parents perhatikan ketika mengajarkan literasi finansial, ya!

1. Hindari Penggunaan Nominal yang Pasti

Saat mengajarkan anak tentang literasi finansial, hindari penggunaan nominal yang pasti sebagai contoh atau dalam praktiknya. Misalnya kamu ingin mengajarkan anak tentang menabung, jangan bilang bahwa anak harus menabung sebesar Rp10.000 setiap bulannya. Sebagai gantinya, kamu bisa mengatakan pada anak untuk menabung 1% atau ¼ dari uang jajannya.

Alasannya, karena uang yang anak punya tidak tetap dan dengan memberikan nominal yang pasti, dikhawatirkan anak hanya fokus pada nominalnya saja tanpa melihat dinamika uang yang mereka punya.

2. Hindari Memaksakan Target Tabungan

Apabila kamu ingin membiasakan anak menabung, sebaiknya hindari memaksakan target tabungan pada anak. Biarkan anak yang menetapkan targetnya sendiri dan metode menabung apa yang ingin ia pakai. Cara ini akan melatih anak berpikir kritis dan bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait keuangannya di masa depan.

3. Tidak Mengajarkan Masalah Pajak dan Utang

Saat mengajarkan tentang literasi keuangan, jangan lupa untuk mengajarkan masalah pajak dan utang juga ya! Anak-anak perlu tahu fungsi pajak dan utang sejak dini. Tujuannya agar anak paham kewajibannya untuk membayar pajak ketika dewasa dan menghindari utang.

4. Hindari Mengambil Keputusan Finansial untuk Anak

Setelah belajar mengenai keuangan, anak tentunya harus mempraktikkannya di kehidupan sehari-hari. Saat anak sedang belajar menyusun strategi finansialnya, orang tua sebisa mungkin menghindari mengambil keputusan finansial untuk anak. Anak harus memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan finansialnya, orang tua hanya bertugas untuk membimbing dan mengawasi.

Apabila orang tua selalu mengambil keputusan finansial untuk anak, takutnya anak akan bergantung pada orang tua dan tidak bisa menentukan pilihan yang tepat untuk dirinya sendiri.

5. Tidak Mengajarkan Pentingnya Berbagi

Menabung dan menginvestasikan uang memang penting, tapi anak juga harus diajarkan pentingnya berbagi. Ajarkan anak untuk menyisihkan uang untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Kebiasaan ini akan membentuk anak menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama dan tidak egois.

Baca Juga: 10 Cara Mengetahui Bakat Anak: Orang Tua Perlu Tahu!


Itulah 5 hal yang harus kamu hindari saat mengajarkan literasi finansial pada anak. Anak adalah cerminan orang tua, maka pastikan juga kamu telah memberikan contoh perilaku keuangan yang baik.

Ayo Download Aplikasi Whiz dan Rasakan Langsung Kemudahan Finansial Kamu