Modus Penipuan Keuangan yang sering Terjadi

Hati-hati: Modus Penipuan Keuangan yang sering Terjadi

Modus Penipuan Keuangan yang sering Terjadi – Terdapat banyak sekali modus penipuan yang terjadi baik secara digital maupun secara langsung di Indonesia. Terlebih dengan canggihnya teknologi, modus penipuan menjadi makin beragam.

Berdasarkan Teguh Arifiadi, Plt. Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika, dalam sosialisasi cekrekening.id bersama Kominfo Prov Jatim, sepanjang tahun 2021 terdapat 200 ribu rekening yang dilaporkan dan terindikasi penipuan online.

Karena itu, masyarakat harus lebih berhati-hati dan mengenali modus-modus penipuan keuangan. Dilansir dari Kominfo dan Kompas.com, berikut beberapa modus penipuan keuangan yang terjadi secara online.

Baca Juga: Mitos Seputar Keuangan, Benar Tidak, Ya?


Modus Penipuan Keuangan yang Sering Terjadi Secara Online

1. Phising

Modus Penipuan Keuangan yang sering Terjadi

Phising merupakan modus penipuan dengan menghubungi korban, biasanya menggunakan email korban. Modus ini dilakukan untuk memeroleh data-data pribadi korban. Selain itu, email juga bertaut dengan beberapa aplikasi keuangan, termasuk perbankan.

Karena itu, kita harus menjaga kerahasiaan email pribadi agar orang lain tidak dapat masuk ke email kita atau menyebarkan data-data pribadi kita.

Selain phishing melalui email, juga bisa melalui telepon atau suara (Vishing) dan melalui SMS (smishing)

2. Pharming

Penipuan dengan modus menggunakan situs web palsu yang mirip dengan web asli. Penipu biasanya mengarahkan korbannya ke web palsu dengan entri domain name system (DNS) yang jika diklik akan tersimpan dalam bentuk cache. Kemudian penipu akan meretas perangkat korban dengan memasang malware.

3. Sniffing

Modus Penipuan Keuangan yang sering Terjadi

Modus ini merupakan kejahatan yang rumit. Biasanya pelaku menyadap jaringan perangkat korban. Pelaku mengumpulkan informasi melalui jaringan tersebut.

Hal ini biasanya terjadi ketika menggunakan atau mengakses wifi umum di publik. Karena itu, kita harus berhati-hati saat menggunakan wifi umum dan jangan melakukan transaksi pada saat itu.

4. Money mule

Dalam kasus ini, pelaku tidak mengincar data pribadi korban, sebaliknya pelaku meminta korban untuk menerima sejumlah uang ke rekeningnya. Selanjutnya, pelaku akan meminta korban untuk mentransfer ke rekening orang lain. 

Pelaku akan memberi sejumlah uang sebagai imbalannya. Biasanya modus money mule ini digunakan untuk kasus pencucian uang. Pencucian uang merupakan salah satu bentuk kejahatan yang nantinya bisa membuat korban ikut terlibat.

5. Social engineering

Pelaku memanipulasi psikologis korban sehingga korban secara tidak sadar memberikan informasi penting seperti kode OTP, password, dan sebagainya.

Dalam praktiknya, pelaku akan memulai obrolan dengan hal-hal umum dan menggunakan hubungan sosial. Kemudian secara tidak sadar korban akan memberikan informasi penting.

Upaya Menghindari Penipuan Keuangan

Modus Penipuan Keuangan yang sering Terjadi

1. Menggunakan Password yang kuat dan aman

Saat membuat akun kita cenderung menggunakan password yang mudah diingat, Bahkan kita menggunakan satu password untuk semua akun. Nah, cara seperti itu sangat tidak aman. Rajinlah memperbaharui password akunmu setiap 3 bulan sekali agar keamanannya terjadi.

Buatlah password dengan kombinasi yang kuat. Jangan menggunakan angka yang sama atau tanggal lahirmu, ya! (https://ausoma.org/)

2. Tidak memberikan kode OTP

Kamu harus paham bahwa kode OTP merupakan bentuk keamanan digital. Karena itu, kamu dilarang memberikan kode OTP kepada orang lain.

Kode OTP biasanya dikirimkan melalui SMS atau email oleh pihak bank, aplikasi, operator, dan lain-lain yang sifatnya rahasia.

3. Pastikan selalu Log-out setelah Melakukan Transaksi

Ketika kamu selesai melakukan transaksi secara online, pastikan kamu tidak lupa untuk log out dari aplikasi tersebut. Hal tersebut untuk menghindari penyusupan digital. Pastikan juga kamu selalu menjaga kerahasiaan data-datamu, seperti pin, kode OTP, password. Nomor CVV, dan sebagainya.

4. Jangan Tergiur Hadiah/Diskon

Modus penipuan yang sering terjadi adalah tawaran hadiah atau diskon dari akun-akun terverifikasi. Mereka mengirimkan SMS, WhatsApp, email, hingga telepon untuk menawarkan hadiah atau diskon yang besar.

Kamu harus berhati-hati kita menerima tawaran tersebut. Jangan sampai kamu tergiur dan terjebak perangkap mereka. Pastikan kebenarannya dengan menelpon call center yang asli.

5. Gunakan Jaringan yang Aman

Seperti yang dibahas di atas, salah satu modus penipuan adalah dengan menggunakan jaringan internet. Karena itu, kamu harus selalu berhati-hati saat menggunakan WIFI umum maupun VPN gratisan.

Baca Juga: Tips Menghindari Overthinking Masalah Keuangan


Itu dia beberapa modus penipuan keuangan dan cara menghindarinya. Jika kamu terlanjur tertipu segera hubungi call center untuk melakukan pengaduan dan penyelesaian. Laporkan juga kepada pihak yang berwenang, seperti polisi, Bank Indonesia, OJK, dan instansi lainnya.

Untuk aplikasi keuangan yang pastinya aman dan terpercaya, kamu bisa menggunakan Aplikasi Keuangan Whiz. Banyak fitur menarik yang bisa kamu gunakan. Kamu juga tidak perlu khawatir karena terdapat perlindungan atas penipuan. Selain itu, Whiz juga menggunakan sistem enkripsi dan otentikasi kelas dunia.

Ayo Download Aplikasi Whiz dan Rasakan Langsung Kemudahan Finansial Kamu!